Memasak, life skill yang satu ini terkesan sangat mudah. Namun, dalam praktiknya banyak anak-anak yang tidak bisa melakukannya, bahkan hingga mereka tumbuh dewasa. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, makan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dicukupi oleh masing-masing individu. Salah satu faktor yang menyebabkan anak tidak menyukai kegiatan memasak adalah rasa tidak percaya diri. Ketidak percayaan diri dalam hal memasak biasanya dikarenakan alasan “takut”, takut masakan terlalu asin, takut terlalu manis, takut gosong, takut tidak enak dll. Bagi pemula, gagal dalam memasak seharusnya sudah menjadi hal yang biasa. Seperti kata pepatah “mencoba dan gagal lebih baik, daripada gagal mencoba.” Kuncinya, jangan putus asa dan terus belajar.
SD Teladan Yogyakarta memiliki cara tersendiri untuk menumbuhkan minat anak dalam hal memasak. Disalah satu kegiatan Expert Arrival, SD Teladan Yogyakarta mendatangkan ahli “koki” untuk mengajak siswa-siswi belajar memasak. Para siswa diajak mengolah semua bahan makanan yang telah disiapkan, supaya bisa menghasilkan makanan yang enak. Bersama ahlinya, para siswa dan siswi SD Teladan Yogyakarta praktek memasak takoyaki, nasi goreng sayur dan salad buah.
Pada saat anak belajar memasak, sebetulnya anak mempelajari banyak bidang ilmu, diantaranya :
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dari bahan-bahan memasak yang disiapkan, siswa –siswi belajar tentang kandungan vitamin dan manfaat dari sayuran dan buah-buahan bagi tubuh. Buah-buahan yang dipergunakan antara lain : buah apel, melon, buah naga, dan mangga. Sedangkan sayuran yang dipergunakan sebagai bahan memasak antara lain : kacang polong, jagung manis, dan selada.
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Siswa & siswi belajar tentang saling membantu dan bergotong royong ketika mereka dimintai tolong untuk mengupas dan memotong buah-buahan yang ada. Para siswa & siswi belajar tentang menghormati perbedaan dan privasi masing-masing anak, ketika mereka dimintai tolong untuk menyiapkan salad dan menghias nasi goreng pribadi, yang akan mereka makan bersama di sekolah. Mereka juga diperkenankan untuk saling memuji hasil kreasi / hiasan pada makanan yang telah dibuat masing-masing anak.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Makna gotong royong dan tanggung jawab diaplikasikan ketika para siswa & siswi dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab atas masakanya. Setiap kelompok harus saling bahu membahu untuk menciptakan masakan yang enak.
4. Matematika
Ketika memasak siswa & siswi belajar tentang ukuran tidak baku, misalnya pada saat memasukkan bumbu-bumbu dapur, mereka harus tahu berapa banyak porsi yang harus dimasukkan. Satu sendok makan gula, setengah sendok teh garam, dll.
Para siswa & siswi juga diperkenalkan dengan harga bahan memasak. Mereka menulis dan menghitung harga per-satuan bahan-bahan yang telah tersedia. Sesudahnya mereka menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk memasak nasi goreng, membuat takoyaki dan salad.
5. Religious
Sudah menjadi kebiasaan di SD Teladan Yogyakarta mengimplementasikan rasa syukur dengan berdoa kepada Allah SWT yaitu baik sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Karenanya sebelum dan sesudah kegiatan memasak, semua siswa – siswi berdoa.