Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi sebagian anak. Maka tak heran pelajaran ini selalu menjadi momok bagi anak-anak/peserta didik. Belajar matematika ternyata tidak serumit dan sesukar yang di bayangkan kebanyakan orang. Akan tetapi belajar matematika dapat menjadi mudah apabila menggunakan metode yang sesuai. Belajar matematika secara visual dan praktek di alam terbuka dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran. Dengan metode tersebut peserta didik lebih mudah dalam mengingat pelajaran yang disampaikan oleh guru. Peserta didik secara langsung terlibat dalam membuat dan menerangkan materi pelajaran dengan pengawasan guru.
Seperti halnya anak-anak SD Teladan Yogyakarta ketika belajar matematika yaitu pada materi mengenal jam dan waktu dengan kegiatan masing-masing peserta didik bertugas membuat jam sendiri. Peserta didik membuat jam dari batu dan membuat jam dari kardus. Pembuatan jam menggunakan bahan batu dilakukan dengan cara menyusun 12 batu melingkar menyerupai jam dinding. Pada titik tengah lingkaran dibuat jarum pendek dan panjang yang juga berasal dari batu. Satu persatu peserta didik/kelompok disuruh untuk meletakkan jarum pendek dan panjang sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru.
Selanjutnya peserta didik/kelompok membuat jam dari kardus bekas. Kardus dipotong membentuk lingkaran. Potongan kardus diberi angka dari 1-12 layaknya jam pada umumnya. Di bagian tengah diberi tanda jarum pendek dan jarum panjang. Peserta didik/kelompok bertugas meletakkan jarum pendek dan panjang sesuai dengan pukul yang ditentukan oleh guru. Dari mata pelajaran ini peserta didik dapat mengetahui bahwa malam dan siang masing-masing mempunyai rentang waktu 12 jam. Jarum jam panjang sebagai tanda menit, sedangkan jarum jam pendek sebagai tanda satu jam, atau 60 menit.
Demikianlah pembelajaran yang sederhana namun mengena pada alam berfikir anak-anak dan bisa mengingat dalam jangka waktu yang lama materi yang telah diajarkan oleh gurunya. (Bunda Amel)

