Site icon SMP TELADAN YOGYAKARTA

BELAJAR SEPANJANG HAYAT

belajar sepanjang hayat

Menjadi sebuah anugerah bagi kami selaku tim pendidik untuk selalu belajar dan belajar , pada kesempatan kali ini kami di beri kesempatan untuk belajar kembali dan sharing bersama dalam kegiatan Workshop bersama Dra. Dian Kristiyanti, M.Si, Psikolog dan Tri Budi Santoso, BSc.OT, M.OT, Ph. D. Whorkshop kali ini bertemakan “Manajemen Perilaku dan Pola Bermain Untuk Melatih Kemandirian Anak berkebutuhan Khusus.”

 

Sebagai sekolah di Indonesia Sekolah Teladan Yogyakarta ingin sekali membangun generasi yang terbaik, yaitu mencoba berusaha untuk bisa mengakomodir kebutuhan pendidikan anak, khususnya yang ada di Yogyakarta. Kami memahami bahwa tumbuh kembang anak sangat bervariasi baik dari sisi perkembangan Afeksi, Kognisi dan Psikomotor, sehingga masing-masing anak mempunyai pola tersendiri dalam setiap tumbuh kembangnya. Dalam kegiatan workshop kali ini kami belajar bersama Dra. Dian Kristiyanti, M.Si, Psikolog, untuk belajar diagnosa awal anak-anak berkebutuhan khusus baik itu Autis, ADHD, DS, CP, Handycap, Gangguan Komunikasi dan lainya, sampai pada penanganya.  Kemudian dilanjutkan dengan belajr bersama Tri Budi Santoso, BSc.OT, M.OT, Ph. D, tentang Pembelajaran Gerak Motorik Anak Berkebutuhan Khusus. Dua tema dalam workshop kali ini merupakan perpaduan yang sangat bermanfaat bagi pelaku pendidikan.  Tidak hanya teori saja yang di kaji, namun juga dibekali dengan praktik langsung untuk menangani permasalahan yang ada pada anak-anak. Meskipun tema besarnya adalah untuk anak yang berkebutuhan khusus namun banyak sekali ilmu-ilmu yang bisa diterapkan juga untuk anak-anak reguler dalam melatih gerak motorik anak.

 

Hal yang sangat penting dalam workshop kali ini bahwa kekuatan tubuh anak sangat berpengaruh sekali pada keberlanjutan tumbuh kembang anak baik secara kognitif, afektif maupun psikomotornya. Kuatnya tubuh anak juga sangat bergantung pada asupan gizi, yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi anak setiap hari. Dalam hal ini, Pak Tri Budi menyampaikan “Anak-anak jangan dibiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung pengawet karena akan mengganggu perkembangan saraf pada otak”. Kuatnya tubuh juga sangat tergantung dengan aktifitas fisik anak seperti bermain, berlari, memanjat, dll sehingga Pak Tri Budi berpesan bagi orang tua tidak usah terlalu khawatir kalau anaknya aktif dan jangan takut jika anak terluka ketika bermain selama masih dalam tahap aman (ada pengawasan). Hal ini secara tidak langsung akan memberikan pelajaran kepada anak untuk memahami batasan dalam bermain. Selain itu Pak Tri Budi menyampaikan bahwa anak usia 0-5 tahun dilarang keras menonton TV ataupun di kenalkan dengan gadget karena akan membawa anak pada aktivitas yang sangat monoton sehingga sensori sarafnya tidak berkembang secara maksimal sehingga perkembangan sensori sarafnya terhambat dan bisa membuat anak lemah pada aspek kognitifnya.

 

Wallahu a’lam bisshowab

Exit mobile version