MUNDUR & BANGKITNYA ISLAM

masjid

Islam dan Modernisasi menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan karena banyak penilaian yang menyatakan bahwa islam mulai banyak kemunduran baik dari perkembangan pemikiran, karakter umat islam dan perekonomian. Seperti penelitian yang dilakukan oleh dua peneliti dari George Washington, yaitu Prof Dr Scheherazade S Rehman dan Prof Dr Hossein Askari (dari namanya ketahuan bahwa mereka muslim), telah melakukan penelitian terhadap negara- negara (yang riil ada di dunia) yang paling islami. Mereka memublikasikan hasil penelitiannya dalam laporan bertajuk ”An Economic Islamicity Index (EI2)” yang dimuat dalam Global Economy Journal Volume 10, Issue 3, 2010, Article 1

       Maka itu, Prof Rehman dan Prof Askari menemukan lima ajaran dasar Islam yang diambil dar Al-Quran dan Hadits kemudian dijadikannya sebagai indikator keislaman sebuah negara, yaitu :

(1) Ajaran Islam mengenai hubungan seseorang dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia, (2) Sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik dan pemerintahan, (3) Hak asasi manusia dan hak politik, (4) Ajaran Islam berkaitan dengan hubungan internasional dan masyarakat kehidupan sosial, (5) Sistem perundang-undangan untuk nonmuslim. Tentu dalam penelitiannya dua profesor itu menceritakan bagaimana lima ajaran dasar itu dipecah menjadi variabel-variabel konkret yang terukur, yang membuat penelitian mereka sahih, dimuat dalam koran-sindo 24, 01, 2016.

       Hasil dari penelitian di atas ternyata sungguh mencengangkan ternyata negara yang paling islami adalah negara Selandia Baru. Sungguh di luar dugaan umat islam pada umumnya, yang mengira bahwa negara paling islami adalah negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam seperti Arab Saudi, Mesir, Irak dan Indonesia. Dari hasil penelitian ini sudah selayaknya kita sebagai umat muslim introspeksi diri sebenarnya apa yang membuat umat islam itu mundur. Kalau kita analisis bersama ada beberapa kemungkinan mengapa umat Islam mengalami kemunduran

  1. Berislam Tak Beramal

      Nilai-nilai dalam agama Islam sungguh sangat relevan dengan perkembangan zaman dari masa Rasulullah sampai sekarang. Jika kita gali dari akar sejarah, agama islam adalah agama paripurna yaitu agama yang menyempurnakan agama sebelumnya melalui kitab Al-Quran dan penjelasan melalui Sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Banyak orang yang paham akan nilai-nilai keislaman namun hanya sebatas pengetahuan saja belum pada ranah praktik dalam kehidupan sehari-hari. Seperti hanya shalat masih banyak dari umat Islam yang masih lalai untuk menjalankanya padahal itu adalah kewajiban yang harus dilaksankan setiap hari. Ataupun pengamalan nilai seperti halnya kejujuran dan tanggung jawab dll masih sangat jauh dari praktik dalam kehidupan sehari-hari mulai dari korupsi yang dilakukan kementerian agama sampai perilaku menyontek dan tukar jawaban ketika ujian. Padahal kalau ditanya makna dari nilai-nilai yang dilanggar semua paham dan meyakini bahwa pelanggaran atas nilai yang dilakukan tidak di benarkan oleh agama.

  1. Berislam Tak Paham

      Berislam merupakan bentuk totalitas dalam seluruh rangkaian interaksi baik interaksi vertikal (Allah) dan interaksi secara horizontal (dengan manusia dan alam semesta). Kebanyakan umat islam melaksanakan hubungan ubudiyah dengan Tuhanya tapi dalam perilakunya sehari-hari beberapa masih belum berdampak baik ketika berhubungan dengan manusia dan lingkungan sekitar. Dari fenomena ini masih ada kesenjangan dalam berinteraksi karena baru menjalankan satu interaksi saja padahal sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan interaksi dengan manusia lain dan lingkungan. Ketika manusia tidak menghiraukan hubungan dengan manusia dan lingkungan maka yang dilakukan akan keluar dari nilai-nilai kemanusiaan dan etika lingkungan, dan yang difikir akan kearah pragmatis sehingga muncul beberapa permasalahan dalam hal ini. Contohnya adalah permasalahn konflik yang berujung pada peperangan, penistaan agama, perdebatan khilafiyah yang berkepanjanga dan pembenaran mutlak selai itu di lingkungan terjadi banyak bencana misalnya longsor, banjir dan pendangkalan sugai yang disebabkan gundulnya hutan dan pembungan sampah yang tidak sesuai pada tempatnya dll.

  1. Berislam Tak Baca

      Perintah Islam sangat jelas dalam Al Quran bahwa umat Islam di perintahkan untuk membaca “Iqra” karena membaca merupakan langkah awal dalam memperoleh pengetahuan. Membaca diartikan tidak hanya sekedar membaca tulisan namun juga membaca fenomena yang terjadi di bumi ini dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali karena dari hal ini syarat akan pengetahuan. Membaca dalam arti yang paling tinggi adalah membaca dengan menafsirkan dan menakwilkan baik ayat qauliyah maupun ayat kauniyah Allah SWT. Banyak para ilmuan terkemuka menemukan teori dalam bidang keilmuan biologi, kesehatan, antropologi, sosiologi, sejarah, fisika, kimia, sastra dan estetika karena mereka berfikir-membaca  tentang alam semesta karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan adalah berawal dari penciptaan Allah SWT. Kalau kita lihat negara-negara maju adalah negara yang daya baca dan penelitianya tinggi karena kehidupan itu tidak akan ajeg dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi karena pada dasarnya hidup itu terus berubah dalam setiap detiknya. Jika umat islam tidak jeli dalam membaca perkambangan zaman maka akan tertinggal dari negara-negara lain dan pada akhirnya akan berada pada kemunduran.

A list of the best over the counter viagra alternatives. Find erectile dysfunction pills that work for you.

Kami Sekolah teladan Yogyakarta mengajak diri kami sendiri dan semua sahabat yang berada di lembaga pendidikan untuk bersama-sama membiasakan mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan apa yang telah di perintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Orang tidak butuh kedalaman akan ilmu kita namun orang butuh tindakan kita yang sesuai dengan ilmunya.” Demikian dari Sekolah Teladan Yogyakarta mudah mudahan bermanfaat.